Gear Does Matter!

Jonathan Ray
5 min readMay 10, 2021

--

Semua gear saya pada Januari 2021, sebelum ada beberapa alat yang dijual

Ketika seseorang akan memulai untuk berkarya di bidang fotografi atau videografi, terkadang selalu ada ucapan “Gear Doesn’t Matter” dan istilah-istilah lain seperti “Man behind the gun”. Tentu tujuan ucapan seperti ini baik, dan saya sendiri setuju dengan ucapan tersebut. Sayangnya dalam beberapa tahun terakhir, ucapan tersebut sudah menjadi sebuah kontradiksi. Fotografer yang berkata gear doesn’t matter selalu mengupgrade kameranya dan videografer yang berkata gear doesn’t matter malah menggunakan kamera 12K dalam merekam video YouTube-nya. Jadi, apakah alat berpengaruh?

Saya memiliki opini bahwa alat sangat berpengaruh terhadap kesuksesan karya kita, namun bukan berarti alat tersebut harus merupakan alat yang mahal. Realistisnya, saya kesulitan, bahkan tidak sanggup untuk menonton video yang diupload pada tahun 2021 namun kualitas video dan audio tidak baik. Ini adalah opini yang kontroversial, tetapi memang realitasnya begitu. Banyak komentar video yang mengatakan “suaranya kekecilan, bos” atau sejenisnya, dan untuk memperbaiki hal tersebut, diperlukan alat baru yaitu mikrofon. Begitu pula dengan komentar “muka lu ga keliatan gan”, untuk memperbaikinya perlu lampu atau kamera baru. Intinya alat berpengaruh untuk mempertahankan konsumen yang ada*.

Mungkin masih ada yang ingat bahwa pada bulan Januari 2021 yang lalu, seorang YouTuber diberi surat cinta oleh salah satu brand agar memperbaiki kualitas video yang memuat brand tersebut. Ini adalah salah satu contoh bahwa alat itu berpengaruh, walau saya kontra dengan keputusan brand tersebut untuk mengirimkan surat cinta. Kalau mau komplain, ya setidaknya sumbangin alat, lah, atau minimal endorse produknya. Ini beli sendiri, rekam sendiri, kok malah dapat surat keberatan?

Argumen yang sering dilontarkan untuk mendukung ucapan gear doesn’t matter adalah dengan membandingkannya dengan profesi lain seperti pelukis dan penyanyi. Katanya pelukis tidak mempermasalahkan kanvas apa yang dipakai dan penyayi tidak mempermasalahkan mikrofon apa yang dipakai untuk merekam lagu hits-nya. Hal ini benar dan valid, suara Michael Jackson akan terdengar indah terlepas mikrofon apa yang ia pakai untuk merekam lagunya, namun Michael Jackson tetap menggunakan mikrofon yang mahal untuk memaksimalkan suara-nya.

Saya menggunakan Sony A6400 untuk Street Photography

Alat memang berpengaruh, namun ada batasnya. Mungkin anda pernah mendengar istilah diminishing returns, ketika kita mengeluarkan uang 2x lipat dari budget, kita mendapat barang yang 2x lipat lebih baik, namun ketika kita mengeluarkan uang 2x lipatnya lagi (4x lipat dari awal budget), kita tidak mendapatkan barang yang 4x lipat lebih baik, namun mungkin hanya 3.5x. semakin tinggi uang yang dikeluarkan, semakin rendah peningkatan yang ada. Pilihlah alat yang ideal bagi Anda, bukan yang paling mahal.

Dalam memilih alat tentu harus memperhatikan kebutuhan kita. Untuk apa alat tersebut digunakan? Hanya untuk hobi atau untuk kerja? Jenis hobi atau jenis pekerjaan apa yang dilaksanakan? Budgetnya berapa? Inginnya kamera seperti apa? Seperti contoh, ketika saya memutuskan untuk membeli Sony A6400, saya tahu bahwa saya membeli kamera ini akan dipakai untuk hobi. Saya memiliki hobi memotret orang di jalan dan membuat video. Saya memiliki budget tidak lebih dari 15 juta dan saya ingin kamera yang kecil. Saya awalnya memiliki Canon 6D dan tidak pernah memakainnya karena ukurannya yang besar dan berat, membuat saya malas untuk membawa kamera. Setelah mengetahui tujuan yang ingin dicapai, baru saya membeli kamera Sony A6400 dan kamera ini merupakan kamera terbaik yang saya punya (ingat, terbaik, bukan termahal).

Lalu, bagaimana kita tahu kamera atau alat apa yang ingin dibeli? Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat menjadi rujukan, namun perlu juga merujuk pada pengalaman pribadi. Bagi yang baru mau mengawali fotografi atau videografi mungkin dapat membeli kamera termurah yang sudah mencukupi atau mencoba memaksimalkan kamera handphone sampai Anda tahu apa yang perlu dikembangkan dalam segi alat. Di awal memang gear doesn’t matter, namun selanjutnya gear does matter untuk membantu Anda mendapatkan hasil yang ingin dicapai. Hasil yang tidak dapat Anda capai (atau sulit dicapai) dengan kamera Anda sebelumnya.

Foto ini mungkin terlihat miring, namun saya senang dalam proses memotretnya karena kamera yang ringan

Alat sangat berpengaruh untuk pekerjaan dan hobi Anda. Jika Anda dituntut untuk mendokementasikan acara pernikahan, Anda dapat melakukannya dengan DSLR berusia 11 tahun dengan lensa kit, namun hasil yang didapat tidak akan maksimal dan mungkin tidak memberi kepuasan bagi klien. Maka dari itu fotografer wedding membeli kamera high-end, karena agar mendapatkan hasil yang paling maksimal yang dapat ia capai dengan kemampuan yang ia punya. Jika Anda punya budget 20 juta untuk membeli kamera untuk pekerjaan, sebaiknya beli saja kamera terbaik di rentang harga segitu, jangan membeli kamera bekas harga 2 juta. Kamera seharga 20 juta lebih responsif, lebih jernih, dan yang paling penting, lebih reliable. Kamera 20 juta memiliki slot memori kedua yang sangat membantu apabila dalam sesi pemotretan, satu kartu memori rusak. Hal-hal seperti ini yang membuat orang tetap membeli kamera mahal. Agar mempermudah dia dalam melaksanakan tugasnya.

Lain lagi jika Anda fotografer hobi. Untuk sekedar memotret liburan, tidak perlu membeli Canon 1DX atau Canon R5. Cukup pakai Canon M50. Yang penting kamera tersebut sudah lebih baik dari smartphone dan tidak overkill. Walaupun memotret menggunakan Canon R5 akan lebih jernih, tetapi hal tersebut tidak worth it jika memperhitungkan bobot yang berat. Liburan adalah saatnya bersenang-senang, bukan saatnya khawatir dengan alat. Bagi fotografer atau videografer hobi, pilihlah alat yang membuat Anda nyaman untuk menghasilkan karya. Biasanya alat tersebut bukan yang paling mahal tetapi yang paling sesuai.

Gear does matter. Hasil memang yang utama, tetapi hasil diperoleh menggunakan alat yang mendukung. Kata-kata gear doesn’t matter datang dari mereka yang sudah mempunyai alat yang ideal untuk hobi atau pekerjaannya. Bukan berati kita tidak boleh upgrade kamera. Upgrade-lah apabila Anda merasa bahwa alat tersebut sudah tidak dapat menunjang atau malah mempersulit hasil yang ingin Anda dapatkan.

Berikut saya lampirkan video yang menjelaskan tentang kenapa alat berpengaruh. Pemaparan di video ini sangat bagus, jauh lebih bagus dari kemampuan berbahasa saya.

*Kecuali jika Anda sudah mempunyai banyak following, maka alat bisa dibilang tidak penting. Casey Neistat akan tetap mendapatkan viewers yang banyak walaupun dia hanya nge-vlog dengan kamera resolusi VGA. Namun perlu diingat bahwa kasus ini sangat jarang sekali. Pada saat ini, banyak video maker di YouTube yang menawarkan kualitas produksi yang sangat professional.

--

--

Jonathan Ray
Jonathan Ray

Written by Jonathan Ray

Curahan isi otak dan hati oleh seorang yang biasa saja. Opini pribadi, tidak menggambarkan siapapun kecuali saya.