Jujur dengan Tulisan Sendiri
Proses adanya tulisan dalam blog ini tidak selalu sama. Ada tulisan yang saya pikirkan, tulis, dan terbit pada hari yang sama karena idenya muncul saat itu dan harus terbit saat itu juga (contohnya tulisan mengenai peringatan kematian Michael Jackson dan pengaruhnya bagi diri sendiri yang idenya baru muncul setelah melihat media sosial). Ada juga tulisan yang saya buat sejak lama, melalui beberapa tahap revisi, dan terbit beberapa bulan setelahnya (contohnya tulisan mengenai Webcam mahal yang terbit setelah kamera yang menjadi subjeknya telah dijual). Terakhir, ada tulisan yang saya buat, namun karena dirasa kurang, saya hapus dan buat ulang dari awal (contohnya sebagian besar dari pengalaman merakit PC, awalnya lebih banyak menceritakan harga komponen yang saya beli). Tiga proses tersebut cukup konsisten ditemukan dalam gaya menulis saya. Hampir semua tulisan yang ada di sini melalui salah satu proses tersebut, kecuali pada 1 tulisan, yang sebenarnya adalah benteng dan substitusi akan tulisan yang lain. Tulisan tersebut adalah Mendokumentasikan Konser BLACKPINK.
Konser BLACKPINK adalah salah satu momen terbaik dalam hidup saya. Konser tersebut adalah realisasi atas impian yang sudah ada sejak lama. Seperti pengalaman-pengalaman “monumental” yang pernah saya rasakan sebelumnya (contoh: memiliki laptop pertama kali), sebagai orang yang suka menulis, tentu saya ingin menuliskan dan menceritakan pengalaman ini. Saya sudah menulis tulisan yang cukup panjang mengenai konser tersebut (meskipun tidak sempurna dan belum dapat mendeskripsikan dengan baik tentang rasa indah yang dirasakan). Namun, tulisan tersebut terlalu personal, sehingga saya enggan untuk mempublikasikannya.
Saya senantiasa menulis. Dalam keadaan senang, sedih, ceria, menangis, bingung, dan keadaan lainnya, selalu menulis. Tiap tahun saya menulis sekitar 30 artikel, meski karena terlalu personal, yang muncul di blog ini kurang dari setengahnya. Salah satu kesulitan menulis bagi saya adalah untuk jujur dalam tulisan. Saat menulis mengenai pengalaman terpuruk dan teringat kembali mengapa hal itu terjadi (karena kesalahan diri sendiri), saya sadar dan ingin menghapus bagian itu dalam cerita. Saya tahu telah melakukan hal yang salah dengan menghapus bagian tersebut serta mencoba melakukan distorsi realita. Saya berusaha menggambarkan diri yang baik, pahlawan, dan tidak pernah salah.
Ada dilema untuk jujur dalam tulisan. Utamanya, jika terlalu jujur, maka cerita saya akan habis. Ungkapan “Jangan menggunakan perhiasan tiap hari, agar tetap terasa spesial”, mungkin cukup sesuai. Jika saya terlalu jujur dan mempublikasikan semua cerita, maka tidak ada cerita lain yang dapat saya sampaikan selain dari yang publik sudah ketahui dengan membaca blog ini. Saya menyukai misteri, ada bagian-bagian yang tidak lengkap, yang hanya diketahui oleh saya. Selain itu, dengan jujur, artinya saya mengungkapkan detail lain, yang seharusnya bukan menjadi konsumsi umum. Tulisan yang ada di internet seharusnya tidak terlalu spesifik. Selain karena privasi, saya juga tidak mengetahui keperluan tulisan yang terlalu detail untuk blog biasa ini.
Tulisan Mendokumentasikan Konser BLACKPINK adalah cara untuk menunjukkan bahwa saya telah menonton konser BLACKPINK. Orang-orang mengetahui saya menonton BLACKPINK, namun mereka tidak tahu seberapa besar hal tersebut bagi saya. Salah satu cara untuk membuktikan bahwa hal ini cukup besar adalah dengan menuliskannya. Namun, ada kebingungan dalam menceritakannya. Ini adalah pencapaian pribadi, maka akan dinikmati secara pribadi (tanpa dibagikan), tetapi saya tetap ingin menceritakannya pada dunia. Selain itu, saya jarang berbagi pengalaman di blog ini selain yang berhubungan dengan teknologi. Tulisan Mendokumentasikan Konser BLACKPINK ditulis setelah menulis pengalaman pribadi, untuk menceritakannya pada dunia, tanpa keluar arah dari tema (non-resmi) blog ini.
Tulisan pengalaman saya menonton BLACKPINK mungkin akan tetap terbit di blog ini. Tentu dengan beberapa editan dan lebih ringkas. Seperti yang saya tuliskan di atas, momen tersebut terlalu besar, sehingga akan saya ceritakan pada dunia. Kapan? Tidak tahu. Tulisan ini adalah prolog dari pengalaman saya. Apapun yang saya tulis pasti tidak akan terlalu jujur. Tidak sejujur yang ada di hard disk dan PASTI tidak sejujur dengan apa yang ada dalam hati.